Kristus menghendaki pemuda Kristen untuk hidup berkualitas sebagai
garam dan terang dunia (Matius 5: 13 -16) dalam hubungan dengan Tuhan,
keluarga, sanak, saudara dan lingkungan dalam masyarakat (sekolah,
kantor, kampus, organisasi, dan lain-lain). Ini sebagai persiapan untuk
menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya dengan hidup kudus.
Pluralisme global dalam arti majemuk-kompleks yaitu pemuda Kristen tidak
hanya berada di tengah-tengah masyarakat yang beda suku, agama, budaya,
status sosial. Pemuda Kristen juga perlu berada di tengah-tengah arus
globalisasi seperti masuknya pengaruh asing secara bebas yang menggeser
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, berbagai ajaran sesat yang makin
berkembang.