25/01/2013

Peran pemuda kristen di tengah pluralisme global

Kristus menghendaki pemuda Kristen untuk hidup berkualitas sebagai garam dan terang dunia (Matius 5: 13 -16) dalam hubungan dengan Tuhan, keluarga, sanak, saudara dan lingkungan dalam masyarakat (sekolah, kantor, kampus, organisasi, dan lain-lain). Ini sebagai persiapan untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya dengan hidup kudus.
Pluralisme global dalam arti majemuk-kompleks yaitu pemuda Kristen tidak hanya berada di tengah-tengah masyarakat yang beda suku, agama, budaya, status sosial. Pemuda Kristen juga perlu berada di tengah-tengah arus globalisasi seperti masuknya pengaruh asing secara bebas yang menggeser nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, berbagai ajaran sesat yang makin berkembang.

Jangankan di masyarakat, bahkan di antara sanak saudara dan keluarga sendiri juga dapat dijumpai pluralisme seperti anggota keluarga yang beda agama, suku, pandangan hidup, pola pikir, dan sebagainya. Karena itu pemuda Kristen harus bisa menjadi garam dan terang dunia.
Pemuda Kristen harus menjadi garam dunia:
• Menjadi rasa bagi dunia: menyenangkan isi dunia dengan menjadi berkat di sekolah, kantor, kampus, organisasi, dan lain-lain.
• Memperlambat kebusukan dunia, seperti: pencurian, pemerkosaan, pembunuhan, penipuan, penganiayaan, dan lain-lain yang sering terjadi di masyarakat. Bagi pemuda yang masih sekolah/ kuliah tentunya menjaga agar tidak terjadi kenakalan remaja dan berbagai tindakan kekerasan lainnya.
Garam yang menjadi tawar adalah pemuda Kristen yang berkompromi dengan dunia karena pergumulan yang berat dengan dunia, seperti: dosa tubuh (percabulan, kecemaran, pesta pora, hawa nafsu, kemabukan (rokok, candu, narkoba)], dosa jiwa (perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, egois (kepentingan diri), percideraan, roh pemecah (perceraian), kedengkian, dosa roh (penyembahan berhala, sihir (hobatan), dsb ( Galatia 5: 19 -21) (DR. H.L. Senduk, Buah Rohulkudus). Ini sama juga dengan jenis pemuda Kristen daging dan pemuda Kristen karnal/ jiwa. Orang Kristen daging adalah mereka yang hidup secara daging/ lahiriah. Hal yang mengontrol mereka adalah jiwa mereka untuk diarahkan kepada keinginan duniawi (non-rohani) untuk dapat kuasa daging. Bila tak terpenuhi maka akan menjadi frustasi, sebab tidak banyak yang bersaksi kepada dunia, sebab buah-buah rohnya hanya sedikit. Sedangkan pemuda Kristen karnal/ jiwa adalah:
• Mereka yang mencari kedudukan dalam pekerjaan rohani.
• Kalau menghadapi pertemuan berusaha untuk didengar, tetapi tidak mau mendengar.
• Kesenangan mereka adalah untuk dikenal.
• Mereka berkata-kata dengan bahasa yang tinggi.
• Berdoa keras-keras tetapi tidak mempunyai kuasa.
• Mempunyai ambisi negatif yang kuat.
• Mencari keunikan dan pujian.
• Mereka selalu mengkritik dan merendahkan orang yang berohani.
Sikap-sikap demikian sama dengan orang Farisi yang kelihatannya baik dan suci dari penampilan luar saja, tetapi dalam hatinya penuh dengan kebusukan. Akhirnya dibuang dan diinjak orang artinya menjadi batu sandungan bagi orang lain dan menghalangi/ menutup pintu surga bagi orang lain, sehingga pemuda Kristen dibenci, dihina orang sehingga orang lain tidak percaya kepada orang Kristen.
Menjadi terang dunia artinya sungguh-sungguh mencintai Tuhan. Pemuda Kristen yang seperti lampu tertutup hanya menjadi terang waktu di gereja saja tetapi setelah di luar menjadi pengecut dan tidak berani memperluas kerajaan surga, hanya mau berkumpul dengan sembunyi-sembunyi dan hanya dengan kelompok sendiri. Terang harus bercahaya di depan orang artinya menjadi contoh teladan yang baik dan membangun orang lain.
Pemuda Kristen yang terpenting adalah memenangkan jiwa orang lain, tetapi dengan syarat menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi. Pemuda Kristen harus bertobat, lahir baru, bertumbuh dan menghasilkan buah-buah roh yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan (iman), lemah lembut, penguasaan diri (tahan nafsu) ( Galatia 5: 22 -24). Ini sama juga dengan pemuda Kristen seimbang, yaitu seimbang roh, jiwa, tubuh; roh mereka yang lebih berkuasa. Mereka bisa mengatur waktu untuk belajar/ bekerja, pelayanan, beribadah, pertemuan, dan lain-lain serta tetap memelihara tubuh mereka yang adalah Bait Allah. Kebutuhan jasmani dan rohani dipenuhi secara seimbang. Ini yang dikehendaki Tuhan.
Hal itu dapat diterapkan kepada siapa saja tanpa pandang bulu, seperti gereja mengadakan acara bakti sosial untuk warga sekitar yang tidak mampu tanpa memandang agama, sekali-kali ada sarasehan antar agama di kampus dan hal yang sangat menakjubkan adalah waktu kunjungan pemerintah Amerika ke salah satu panti asuhan Islam bahkan mereka menghormati dengan ikut acara buka puasa bersama sekaligus menyerahkan bantuan, dll. Semuanya itu dilakukan dengan saling menghormati dan mengasihi sesama tanpa menyinggung atau membeda-bedakan. Semuanya dilakukan dengan motivasi yang tulus dan murni tanpa maksud tertentu, serta tetap menjaga kesehatan jasmani dan rohani secara seimbang. Bukankah Yesus menginginkan yang demikian? Namun sampai di mana pemuda Kristen sudah melakukan yang terbaik buat Yesus, kuat iman serta mengasihi sesama tanpa pandang bulu di tengah-tengah pluralisme global seperti sekarang ini?

NB: Artikel ini dimuat di Tabloid Gloria Edisi 463, Minggu ke IV Juli 2009.


No comments: